Kisah Next Generation 1 - Chapter 7

7:48:00 PM Unknown 0 Comments


Disclamer: J. K. Rowling

KISAH NEXT GENERATION 1: CIUMAN YANG SALAH

Chapter 7




Tanggal: 13 November 2012
Lokasi: Ruang Kepala Sekolah
Waktu: Setelah makan malam
Dear Diary,
Kau pasti tidak bisa membayangkan apa yang terjadi sekarang. Keinginan McGonagall untuk menyatukan Malfoy dan Weasley hanyalah tinggal mimpi. Saat ini Daniel dan akusebagai Ketua Murid McGonagall, Draco Malfoy dan Uncle Ron sedang berada di ruang kepala sekolah.
Draco Malfoy duduk dengan tegak dan memberikan pandangan dingin pada Uncle Ron yang memandangnya dengan sangar. McGonagall duduk di belakang mejanya sambil mengetuk-ngetuk jarinya di meja. Daniel dan Aku berdiri di sudut dan menunggu untuk mendengar apa yang dikatakan orang dewasa.
Sebelum aku melanjutkan cerita tentang apa yang terjadi, aku akan bercerita sekilas tentang hubunganku dengan Daniel.
Daniel dan aku baik-baik saja. Kami bukan teman dan juga bukan musuh, kami menjalani hari-hari kami sebagai Ketua Murid dengan baik dan menghindari pertengkaran. Untungnya, aku bertugas mengawasi lantai tujuh sampai lantai lima bersama para Prefek Gryffindor dan Prefek Ravenclaw, jadi, aku bisa sekalian mengawasi adik-adik dan sepupu-sepupuku. Tentu saja, mereka masih melanggar peraturan, tapi masih dalam batas yang wajar, dan aku tidak akan melaporkan mereka, atau memberi mereka detensi.
Nah, kita kembali pada kejadian yang terjadi di ruang kepala sekolah, tentang mengapa Mr Malfoy dan Uncle Ron bisa beradi di sini, di Hogwarts.
Jadi, Rose dan Scorpius Malfoy yang telah saling benci dari awal terus saling benci. Mereka bertengkar di mana-mana: di kelas Ramuan, di Rumah Kaca satu, di Aula Besar saat makan malam, pokoknya di mana-mana, asalkan mereka saling pandang. Alasan pertengkarannya juga macam-macam. Rose: tidak suka melihat tampang pucat Malfoy yang seperti vampir, dipanggil Weasel Queen, dikata-katai dan macam-macam lagi. Scorpius Malfoy: Jengkel setiap kali melihat ada rambut merah yang mengembang di depannya, dipanggil musang putih, dimaki-maki dan lainnya yang sama dengan itu.
Karena pertengkaran inilah mereka selalu didetensi. Sialnya, mereka didetensi bersama jadi pertengkaran terus berlanjut. Dan kemarin mereka kembali bertengkar, mempertengkarkan siapa yang paling hebat dalam pelajaran Pertahan Terhadap Ilmu Hitam. Profesor Macmilan, yang bosan, mendetensi mereka, menyuruh mereka membersihkan piala, tropi, piagam atau apapun di ruang piala.
Pertengkaran itu berlanjut di ruang piala. Kali ini saling berduel pakai tongkat sihir (sebenarnya aku kagum, anak kelas satu sudah bisa berduel), mereka menghancurkan piala-piala, piagam-piagam dan tropi-tropi berharga milik Hogwarts. Dan Rose berhasil memantrai Malfoy membuatnya terluka dan dibawa ke rumah sakit. McGonagall yang sangat marah, memanggil Draco Malfoy dan Uncle Ron. Dan di sinilah kami sekarang menunggu keputusan kepala sekolah.
Kalau dipikir-pikir, kejadian ini mengingatkanku pada apa yang terjadi saat Fred, James dan Louis mengusir burung-burung hantu dari kandang burung hantu.
“Oke, Ron, Draco, menurut kalian apa yang harus aku lakukan untuk mengatasi masalah Rose dan Scorpius?”
Tidak ada yang menjawab.
McGonagall mengambil dua perkamen dari tumpukan dan meleparkan satu pada Mr Malfoy dan yang lain Uncle Ron.
“Itu adalah laporan kelakuan buruk mereka berdua,” kata McGonagall. “Semester pertama belum berakhir, tapi laporan kelakuan buruk mereka lebih panjang dari laporan seluruh anak kelas satu dijumlahkan bersama-sama.”
Mr Malfoy dan Uncle Ron tidak berkata apa-apa.
“Bukan masalah bagiku jika pertengkaran mereka wajar-wajar saja seperti layaknya anak-anak berumur sebelas tahun, tapi aku tidak bisa mentolerirnya lagi kalau mereka telah merusak barang-barang milik sekolah dan membuat seseorang sampai dibawa ke rumah sakit.”
“Benar, yang dalam hal ini adalah anakku. Scorpius terbaring di rumah sakit sekarang gara-gara anak perempuan itu dan
“Rose tidak akan memulai pertengkaran kalau tidak diprovokasi oleh anakmu.”
Hebat, Uncle Ron, jangan mau kalah!
“Tapi, anak perempuanmu
“Diam!” gertak McGonagall, membuat kedua orang dewasa itu langsung diam.
“Aku akan langsung menyampaikan keputusan yang telah kuambil,” kata McGonagall, mengambil dua perkamen lain dan menyerahkannya masing-masing pada Mr Malfoy dan Uncle Ron.
“Surat Pernyataan?” seru Uncle Ron, saat membaca judul perkamen.
“Surat Pernyataan untuk anak yang namanya disebut di bawah untuk tidak merusak barang-barang sekolah, atau dikeluarkan,” kata McGonagall, menjelaskan. “Mereka boleh bertengkar dan bertengkar, tapi mereka tidak boleh merusak barang-barang sekolah.”
Dia memandang Daniel dan aku.
“Panggilkan Scorpius dan Rose!”
Aku segera berjalan keluar, perlahan, tapi pasti agar tidak terjatuh dari tangga.

Tanggal: 13 November 2012
Lokasi: Ruang rekreasi Gryffindor
Waktu: Sama
Anak-anak sedang duduk menunggu di dekat perapian ruang rekreasi saat aku masuk. Aku menghampiri mereka, dan mereka langsung menyerbuku dengan pertanyaan. Semua ingin tahu apa yang terjadi.
Aku bercerita pada mereka tentang apa yang terjadi.
“Mereka ingin aku menandatangi surat pernyataan? Surat Pernyataan?” Rose tampak takut.
“Tenang saja, cuma surat pernyataan,” kata James mengedip pada Fred dan Louis.
“Dengar semuanya,” kataku segera, melihat anak-anak saling melemparkan cengiran. “Aku tidak ingin ada lagi dalam keluarga kita yang harus menandatangani surat pernyataan.”
Aku memandang mereka semua.
“James, berhentilah mengganggu anak-anak lain! Fred, jangan menjadikan murid-murid Hogwarts kelinci percobaan untuk barang-barang lelucon! Louis, kau jugakudengar kau sering bolos pelajaran Herbologi, kau menyembunyikan sesuatu?”
Aku memandang Louis dengan tajam, dia membuang muka.
“Aku membayar anak-anak itu,” kata Fred.
“Aku tidak peduli, pokoknya aku ingin kau berhenti melakukannya. Kalau kau masih melakukannya juga, aku akan menyurati Aunt Angelina.”
“Oke...” kata Fred.
“Al, berhentilah mencari masalah dengan Slytherin. Kemarin kau memantrai Zabini, bukan?”
“Bukan aku yang melakukannya!” kata Al cepat.
Aku mengangkat alis.
“Oke, memang aku yang melakukannya, tapi James menantangku dan
“Dan hentikan permainan Truth dan Dare itu!” bentakku keras, membuat anak-anak lain di dekat kami terkejut. Aku menghela nafas dan melanjutkan, “Dom, Lucy, berhentilah mengunjungi Hog’s Head di malam hari. Dan Roxy, berhentilah mencuri sapu di ruang ganti Gryffindor saat para pemain tidak ada.”
“Apa? Bagaimana kau bisa mengetahuinya?” tanya Roxy kaget.
“Aku adalah Ketua Murid dan penjaga anak-anak,” kataku.
“Bisakah kau berhenti memanggil kami anak-anak? Aku empat belas tahun,” kata Dom sebal.
Kau belum cukup umur untuk ke bar,” kataku. “Jadi, jalan rahasia mana yang kalian gunakan?”
“Tidak ada,” jawab Lucy cepat, melirik James.
“Peta Perampok,” kataku teringat peta yang pernah diceritakan Uncle Harry. “Berhentilah menggunakan Peta Itu, Dom, Lucy, atau aku akan menyitanya!”
Anak-anak saling pandang.
“Oke, aku sudah memperingatkan kalian semua. Ingat jaga kelakuan kalian!” kataku, hendak bangkit.
“Bagaimana dengan Molly?” tanya Lucy. “Kau tidak pernah melarangnya menyusup ke menara Astronomi di malam hari, kan?”
“Apa?” tanyaku, memandang Lucy.
“Yeah, kau hanya memperhatikan kami dan mengabaikan Molly,” kata Dom.
“Dia berbeda,” kataku.
“Berbeda apanya?” tanya Lucy. “Dia juga belum dewasa, dia lima belas tahun.”
“Apa yang dilakukannya di menara Astronomy?” tanyaku, mengabaikan masalah usia.
“Mana aku tahu. Kau kan penjaga anak-anak, harusnya kau tahu, kan?” kata Lucy.
“Baik, aku akan berusaha mencari tahu. Nah sekarang kita kembali pada hal yang lebih penting... Rose, ikut aku!”
Aku membawa Rose keluar ruang rekreasi Gryffindor, diikuti oleh pandangan tidak puas anak-anak.
Begitulah yang terjadi, Diary. Aku masih belum tahu apa yang dilakukan Molly, tapi aku patut bersyukur karena Rose dan Malfoy tidak akan melakukan perang terbuka yang mengakibatkan rusaknya barang-barang sekolah lagi. Aku bisa tenang!

Sincerely,
Victoire Weasley
Ketua Murid merasa tenang untuk sementara.

You Might Also Like

0 komentar: