Kisah Next Generation 1 - Chapter 2
Disclamer: J. K. Rowling
KISAH NEXT GENERATION 1: CIUMAN YANG SALAH
Chapter 2
Tanggal: Senin, 1 September 2017
Tempat: King’s Cross, peron 9 3/4
Waktu: 10.40 – 11 am
Dear Diary,
Kau tidak akan mengira berapa banyaknya anak-anak penyihir di Inggris ini,
belum lagi yang berasal dari Irlandia dan daerah sekitarnya. Hari ini semuanya
berkumpul di King’s Cross, peron sembilan tiga perempat untuk menuju ke utara,
ke Hogwarts. Jadi, sekarang ini peron ini dipenuhi oleh penyihir yang
wajah-wajahnya tidak jelas di dalam kabut, dengan suara keributan yang bisa
membuat pusing. Aku ingin cepat-cepat naik kereta.
“Mom, aku naik ke kereta
sekarang... aku masih harus mencari kompartemen Ketua Murid,” kataku pada Mom.
“Oke, oke...” kata Mom, sedikit bingung.
Dia sedang mencari-cari Dom dan Louis yang telah menghilang di dalam kabut.
“Hati-hati,” kata Dad, memelukku. “Ingat jaga yang lain...”
Oh, sial, kapan Dad akan berhenti mengingatkanku untuk bertugas sebagai
cucu tertua dalam keluarga. Apakah semua ini belum cukup? Apakah kata-kata
Teddy tentang aku yang terlihat sangat
menyedihkan belum cukup. Apakah aku memang harus bertanggung jawab pada mereka
semua, tanpa membuat diriku terlihat sangat
menyedihkan?
“Sampai jumpa Natal nanti!” kata Mom, memelukku lagi,
Aku naik ke kereta dan menyeret koperku di sepanjang koridor menuju ke
depan. Biasanya, gerbong Prefect dan Ketua Murid berdekatan. Tiba di
kompartemen yang bertuliskan Ketua Murid, aku masuk dan membanting pintu.
Duduk sendirian dalam kompartemen itu, membuat pikiranku melayang pada
Teddy. Aku tidak bertemu Teddy lagi sejak dia mengatakan bahwa aku terlihat
sangat menyedihkan. Aku menghindari Hogsmead―dia suka bertemu
anak-anak di Hogsmead―dan The Burrow―dia juga suka datang
sewaktu-waktu di The Burrow kalau anak-anak ada di sana. Jadi, aku tinggal di
Shell Cottage sendirian sepanjang liburan musim panas. Bah, tapi mengapa aku
harus memikirkannya? Bikin tambah beban pikiran saja, orang sok kayak Teddy
Lupin itu harusnya dibuang ke laut saja.
Pintu kompartemen terbuka dan Daniel, pacarku yang sempurna, masuk. Dia
masih tetap tampan; rambut pirang, mata biru, bentuk wajah yang sempurna, tapi ada
yang berbeda. Aku tidak tahu di mana letak perbedaannya, mungkin sinar di
matanya atau senyum di bibirnya.
“Ada apa?” aku bertanya. “Kau tampak lain...”
Dia tidak menjawab, tapi mendekatiku dan menarikku berdiri. Kami berdiri di
sana, berhadap-hadapan, saling tatap. Dia masih terus saja tersenyum, aku balas
tersenyum. Dadaku berdebar aneh, tidak biasanya seperti ini.
“Ada sesuatu yang membuatmu bahagia?” tanyaku.
“Benar...” jawabnya, sedikit serak.
Suaranya berbeda, seperti suara yang pernah kudengar sebelumnya, tapi aku
tidak sempat memikirkan di mana aku mendengar suara ini karena dia telah
menciumku.
Wow, Diary, ciuman ini benar-benar sempurna! Kau pasti berpikir aku telah
melebih-lebihkan lagi, bukan? Sebenarnya tidak, ciuman ini luar biasa!
Baiklah, aku akan mencoba menggambarkannya, rasanya seperti Sekuali Penuh Cinta yang Panas dan Pekat.
Benar, aku mungkin akan menjadi penggemar Celestina Warbeck setelah ini. Dan, ciuman
ini benar-benar panas, pekat, dan menuntut, tapi juga lembut dan
tepat. Seperti potongan jiwa yang hilang dan kini telah kembali. Tetapi,
mengapa aku baru merasakannya sekarang, aku sudah berkali-kali mencium Daniel,
dan belum pernah aku merasakan perasaan seperti ini.
Mataku terus terpejam, nafasku sesak, aku tidak bisa bernafas, tapi dia
terus menciumku dan menciumku, sampai...
“Teddy, apa yang kau lakukan?” terdengar suara.
Suara siapa ini? aku belum bisa berkonsentrasi karena pikiranku masih
dipenuhi ciuman itu. Ya, ya, ini suara James dan dia mengatakan ‘Teddy, apa yang
kau lakukan?’.
Teddy?
Teddy Lupin?
Aku membuka mata, Daniel melepaskanku, tapi di depanku sekarang bukan
Daniel, tapi Teddy Lupin, dengan rambut hijau toska, mata biru, dan bibir yang
memerah bekas ciuman.
Aku terpana, otakku masih belum bisa bekerja dengan baik.
Tidak! Tidak! Mana Daniel,
tadi dia masih di sini!
Teddy mendekati James, yang sedang berdiri di pintu kompartemen dan berkata,
“Pergilah!”
“Mengapa kau bisa di sini?” tanya James, belum mau melepaskan kesempatan
untuk mengorek keterangan.
“Aku mengantar Victoire, dan bisakah kau pergi dan tidak mengganggu kami,”
kata Teddy.
“Oke, aku pergi!” kata James, tersenyum penuh kemenangan.
Selama percakapan itu berlangsung, aku masih berdiri terpaku di tempatku.
Apakah aku sudah gila? Apakah tadi aku berpikir bahwa mencium Teddy adalah luar biasa, seperti potongan jiwa yang
hilang dan sekarang kembali! No way, aku akan segera gantung diri saat tiba
di menara Gryffindor.
“Nah, Victoire, sebenarnya aku ingin minta maaf.”
Aku masih menatapnya, belum bisa menerima bahwa Teddy adalah potongan jiwa yang hilang yang kini telah
kembali.
Tidak! Tidak! Ciuman itu adalah ciuman paling mengerikan, sangat mengerikan
yang pernah kulakukan! Apakah aku sedang menipu diriku sendiri?
“Grandma sangat khawatir karena kau tidak muncul di The Burrow saat liburan
musim panas... aku tahu kau benci padaku karena apa yang kukatakan saat liburan
Natal, sebenarnya aku tidak bermaksud begitu, aku jengkel karena kau―”
Ya, benar, dia mengatakan aku adalah orang yang sangat menyedihkan.
“―kau membenciku dan kau punya pacar―”
Ya, pacarku adalah Daniel. Potongan
jiwa yang hilang dan kini telah kembali adalah Daniel, BUKAN
Teddy-aku-pandai-sekali-menyamar-dan-aku-bisa-mempermainkanmu-Lupin.
“―aku tiba-tiba merasa jengkel karena kau bersama Daniel Fluge dan―”
“KELUAR!” raungku, mengagetkan diriku sendiri dan Teddy.
“Victoire, aku masih harus bilang padamu bahwa aku―”
“KELUAR! KELUAR!”
Teddy menatapku, tampak sedikit ngeri. Mungkin wajahku entah bagaimana
telah berubah menjadi wajah serigala, saking marahnya.
“Kita akan bertemu lagi,” janjinya, lalu membanting pintu kompartemen di
belakangnya.
Aku melepaskan nafas yang sedari tadi kutahan. Rasanya seperti sedang
bertempur dengan keinginanku sendiri, sulit diketahui siapa yang menang, namun
rasanya hati ini begitu sakit dan tersiksa.
“Victoire,” pintu kompartemen terbuka dan Daniel masuk. Kali ini
benar-benar Daniel karena aku tidak merasakan debaran seperti yang kurasakan
saat bersama Teddy tadi.
Diary, apakah aku memang selama ini menyukai Teddy dan butuh sebuah ciuman
untuk menyadarkan aku bahwa aku menyukainya. Namun ciuman ini adalah kesalahan,
benar-benar salah.
Sincerely
Victoire Weasley
Ketua Murid yang sedang galau
0 komentar: